09 Oktober 2007

HANGAT-HANGAT TAI AYAM

Semangat beribadah ummat Islam sebenarnya lumayan. Khususnya di hari pertama Ramadhan. Aku jadi tahu ternyata pak fulan agamanya Islam karena kunjungan tetanggaku tersebut ke Masjid. Selama ini aku nggak tahu agamanya beliau apa?. Persis dulu ada dosenku yang ngajar mata kuliah optik, kukira agamanya Chatolic, eeh ternyata doi bilang dia muslem, cuman nggak shalat katanya. Dia moslem tetapi lewat permenungan dan penghayatan dan lewat musik klasik. Lho !.

Makin menjelang akhir Ramadhan, masjid-masjid semakin sepi tinggal satu atau dua shaf saja. Ummat Islam kembali shalat di rumah-rumah mereka dalam kondisi yang tidak sempurna. Ada satu hal yang menurutku keliru disini. Fokus kita selama ini adalah lebarannya , bukan Ramadhannya. Dus, doi sibuk banget bikin kue dan siap-siap mudik ketimbang mikirin ibadahnya sebab puncaknya adalah lebaran.

Ada gap pemikiran dan budaya disini. Fokus RosuluLLah dulu itu di Ramadhan, khususnya di 10 malam terakhir. Puncaknya adalah lailatul Qadr, kalau dapet. Lebaran mah, biasa-biasa aja malah dulu sedih banget kalau Ramadhan berlalu. Disini Ramadhan dianggap bersakit-sakit dahulu baru kemudian Lebaran bersenang-senang kemudian dengan pesta pora ketupat, baju baru, kembang api dan mercon. Apa ini keliru ? Tidak juga sih, cuman barangkali pemikirannya yang perlu diluruskan sehingga di kesepuluh malam terakhir Masjid-masjid yang ramai bukan Mall-mall dan pertokoan.

Jadinya yang untung siapa ? Ya, para pedagang khususnya sembako, pakaian, dan lain-lain sementara banyak masyarakat kita yang maksain diri sehingga habis lebaran habis bandar juga. Rame2 pada jual emas, jual mobil dan macam2 akibat kekurangan dana. Sedangkan para pedagang, karena panen tahunan lebaran mereka liburan di Singapur menghabiskan rupiah akibat panen pembelian. Coba tengok pasti harga barang2 naik lho menjelang puasa dan lebaran, karena permintaan yang luar biasa besar.

Padahal mestinya turun dong, wong makannya jadi dua kali. Emang betul sih makan dua kali tapi ada kolaknya, ada syrupnya, hidangannya juga tambah istimewa jadinya ya bukan ngirit tapi bengkak lah yaw. Ini memang menjadi tradisi bangsa kita, suka atau tidak. Yang menjadi masalah adalah ya itu tadi, yang ngga punya duit ikut2an maksain diri. Pak Polisi jadi rajin nih bikin razzia-razzia he...he....dan biasanya angka kriminalitas makin naik menjelang lebaran. Lho! Tapi itu fakta lho....

Tidak ada komentar: