
Zaman ini adalah zaman konsumerisme. Orang berlomba-lomba mengejar kemegahan dan keamanan finansial. Bagi karyawan yang on behalf owner yang punya proyek, segala cara dilaksanakan untuk menekan contractor, supaya ada pemasukan sampingan. Entah dengan mempersulit approval document, mempersulit pekerjaan dan sebagainya. Soal halal dan haram kadang menjadi nomor sekian. Zaman ini adalah zaman dimana manusia menuhankan duit.
Setali 3 uang dengan para anggota dewan, para birokrat yang ditangannya berbagai macam peraturan digenggam. Gaji bulanan sudah tidak menarik lagi. Berbagai macam trik dan kesulitan diciptakan sehingga orang-orang tidak segan membayar untuk sejumput kemudahan. Kemudahan yang seharusnya sudah menjadi hak masyarakat kini menjadi komoditi yang harus dibayar dengan cara transaksi di bawah meja. Jika meja-meja itu bisa bersaksi maka belang dan aib para penegak hukum yang terhormat, pejabat tinggi, politisi dan berbagai macam jabatan prestis lainnya akan tampak terang benderang. Zaman ini adalah zaman dimana manusia sudah kehilangan malunya karena dosa adalah sesuatu yang biasa.
Bagi yang ingin jalan pintas yang lain, tersedia berbagai macam trick dan kesempatan. Intinya adalah mendapatkan income walaupun untuk itu harus menyakiti dan melanggar hak orang-orang lainnya. Bangsa ini bangsa yang sedang sakit. Dari atas sampai ke bawah sama saja. Kini rakyat jelata pun salng menzholimi sesamanya. Sayangnya, ada agama yang sudah inheren pada diri mereka yang jika di aplikasikan maka bangsa ini kembali sembuh. Sayangnya Islam tinggal jadi accessoris semata sementara substansinya kok malah ditinggalkan. Boleh-boleh lho jadi kaya tapi cara mulia sehingga mengundang doa orang banyak. Satu rupiah saja jika ada uang yang tidak haq masuk ke kantong kita maka implikasi sosial dan psikisnya bukan sesuatu yang ringan.
Ya Alloh, berikanlah kesadaran pada saudara2-ku yang sebagian pendapatannya dari hasil menyakiti orang lain. Karuniakanlah keberkahan pada rezeki kami semua dan jadikan kami shabar dan ridho serta mencintai dengan yang halal-halal.
Setali 3 uang dengan para anggota dewan, para birokrat yang ditangannya berbagai macam peraturan digenggam. Gaji bulanan sudah tidak menarik lagi. Berbagai macam trik dan kesulitan diciptakan sehingga orang-orang tidak segan membayar untuk sejumput kemudahan. Kemudahan yang seharusnya sudah menjadi hak masyarakat kini menjadi komoditi yang harus dibayar dengan cara transaksi di bawah meja. Jika meja-meja itu bisa bersaksi maka belang dan aib para penegak hukum yang terhormat, pejabat tinggi, politisi dan berbagai macam jabatan prestis lainnya akan tampak terang benderang. Zaman ini adalah zaman dimana manusia sudah kehilangan malunya karena dosa adalah sesuatu yang biasa.
Bagi yang ingin jalan pintas yang lain, tersedia berbagai macam trick dan kesempatan. Intinya adalah mendapatkan income walaupun untuk itu harus menyakiti dan melanggar hak orang-orang lainnya. Bangsa ini bangsa yang sedang sakit. Dari atas sampai ke bawah sama saja. Kini rakyat jelata pun salng menzholimi sesamanya. Sayangnya, ada agama yang sudah inheren pada diri mereka yang jika di aplikasikan maka bangsa ini kembali sembuh. Sayangnya Islam tinggal jadi accessoris semata sementara substansinya kok malah ditinggalkan. Boleh-boleh lho jadi kaya tapi cara mulia sehingga mengundang doa orang banyak. Satu rupiah saja jika ada uang yang tidak haq masuk ke kantong kita maka implikasi sosial dan psikisnya bukan sesuatu yang ringan.
Ya Alloh, berikanlah kesadaran pada saudara2-ku yang sebagian pendapatannya dari hasil menyakiti orang lain. Karuniakanlah keberkahan pada rezeki kami semua dan jadikan kami shabar dan ridho serta mencintai dengan yang halal-halal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar